Minggu, 22 April 2012

LAPORAN BACAAN


LAPORAN BACAAN

Nama                           : Ormarita Marpaung
Nim                             : 1103190013
Mata kuliah                 : Metodologi PAK
Dosen                          : Pdt. Juliman Harefa, M.Div., Th,M
Buku yang dibaca       : membina Anak Bermoral
Karangan                     : Don S. Otis

Apa maksud judul buku
            Membina Anak Bermoral merupakan tugas yang sangat berat bagi orang tua masa kini yang penuh dengan tantangan-tantangan besar, seperti:  ancaman terhadap iman mereka, godaan yang cepat menyerah pada tren-tren budaya yang muncul , sifat memberontak yang berusaha melepaskan diri dari kendali orang tua, kekerasan yang terjadi di sekolah, penyalah gunaan obat-obat  terlarang dan alcohol, juga masalah seks bebas  yang merajalela.
            Buku yang berjudul Membina Anak Bermoral karangan Don Otis, memberikan berbagai informasi, gagasan,  dan kisah dari pengalaman dan pengamatan pengarang sendiri mengenai tantangan-tantangan besar serta ancaman terhadap iman Kristen anak-anak pada zaman sekarang ini, seperti kisah nyata yang diutarakan oleh Don Otis pada halaman 11 buku ini. Seorang anak remaja berusia empat belas tahun yang bernama Ken. Ia seorang anak laki-laki yang baik dari kelompok kaum muda di gereja. Anak ini ditemukan di sebuah toko  video sedang membayar setumpuk VCD porno yang akan disewa bersama teman-temannya. Ketika ditegur, Ken dan teman-temannya tampak tidak peduli. Hal yang sama ketika diberitahukan kepada orang tuanya, bahwa orang tua Ken juga menolak dan tidak percaya akan perbuatan anaknya.
            Sama halnya seperti  banyak orang tua sekarang ini, tidak mengetahui kalau anak yang hidup baik, ikut kegiatan gereja tetapi melakukan hal-hal yang tidak layak untuk dilakukan. Don Otis mengingatkan kita, bahwa kita harus mengakui keberadaan seorang musuh sebelum kita dapat melakukan peperangan yang efektif untuk melawan musuh itu. Demikian juga halnya ketika kita sedang menghadapi suatu masalah, kita harus mengakui bahwa kita menghadapi masalah sebelum kita dapat mengambil langkah untuk mengatasinya.
            Tantangan yang dihadapi oleh anak-anak kita pada zaman ini, seperti godaan untuk menyerah pada tren-tren serta budaya masa kini memang sulit untuk dihindari. Para orang tua sedang berjuang  untuk mempertahankan anak-anak mereka dan menjaga mereka agar tetap berada dalam kerangka system nilai yang berdasarkan Yesus kristus.

Mengapa Don Otis menulis buku ini.
            Sebagai orang tua kita tidak pernah dapat mengetahui  dengan pasti apa yang terbentang di masa depan anak-anak kita , karena itu kita harus melakukan apa pun yang mampu kita lakukan untuk membangun kekuatan rohani dalam diri anak-anak kita mulai sejak dini tentunya dengan pertolongan Roh Kudus. Begitu banyak anak-anak muda kita yang bertumbuh tanpa perlindungan kerohanian – tanpa moral, pendidikan karakter atau keterampilan untuk membedakan apa yang benar dari apa yang salah. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa Don Otis menulis buku Membina Anak Bermoral.
            Memang perjalanannya untuk mendidik anak bermoral tidaklah mudah . seperti yang dikatakan oleh kolumnis Ellen Goodman, “Menyelami kedalaman pemikiran seorang anak remaja sama halnya dengan menjelajah,  menuruni gua tanpa perlengkapan lampu seorang penambang. Sungguh mengherankan bahwa sebagian besar dari kita tidak tersesat di dalamnya”. Tetapi kenyataannya bahwa sebagian orang tua memang tersesat. Bahkan lebih tragis lagi, beberapa diantara anak-anak kita juga tersesat. Sebagian lain lagi menemukan jalannya, mereka tetap berdiri teguh bahkan ditengah permusuhan.

Apa isi buku Membina Anak Bermoral
            Dalam buku ini disajikan dorongan dan bantuan untuk membentuk perilaku dan sikap anak-anak kita dengan cara yang kakan memperkuat  mereka untuk bertahan dan berkembang dalam dunia yang kacau ini. Pedoman yang diperlukan orang tua zaman sekarang untuk dapat membantu anak memiliki kekuatan rohani dalam menghadapi tantangan. Seperti pada bagian ke- 9 dari buku ini, Don Otis memberikan hal-hal yang perlu untuk direnungkan serta dikerjakan oleh orang tua kepada anaknaya:
·         Para orang tua harus menolak godaan untuk melibatkan diri mereka dalam hampir semua situasi  dimana anak-anak mereka dapat belajar dari konsekuensi-konsekuensi negative dari pilihan-pilihan mereka.
·         Allah kdang-kadang mengijinkan dan bahkan merancangkan kesukaran-kesukaran dalam kehidupan anak kita untuk membantu mereka bertumbuh menuju kedewasaan moral dan spiritual.
·         Pengalaman-pengalaman orang lain, sahabat, teman sebaya, orang yang dimuat dlam berita – dapat membantu anak-anak Anda untuk belajar bahwa pilihan mempunyai konsekuensi.

Demikian juga gagasan yang diberikan oleh Don Otis untuk meneguhkan kita orang tua serelah berusaha melakukan hal yang rasanya sudah sangat maksimal kit lakukan namun kita masih merasa bimbang, ia mengatakan pada halaman 13 dari buku ini: “setelah melakukan segala hal yang mampu Anda kerjakan untuk membesarkan anak yang bermoral, Anda harus mempercayai mereka dan percaya bahwa Allah akan menangani  sisanya.

    Hal lain lagi yang disarankan oleh Don Otis kepada kita: Begitu anak-anak kita mencapai usia remaja, adalah penting untuk mendelegasikan  dan memberi wewenang kepada mereka dan bukannya selalu menyuruh mereka. Mereka lebih banyak belajar dengan melakukan dari pada mendengar saja. Akibatnya mereka memperoleh tasa menghormati diri  sebagai konsekuensi  positif dari tindakan mereka yang benar. Bila kita tidak berhasil untuk menegur  masalah-masalah yang berkaitan  dengan perilaku/ moral dalam diri anak-anak kita pada waktu dini, maka hal-hal itu kelak akan menjadi  lebih sukar untuk diperbaiki, tetapi bila kita menanamkan benih-benih kebenaran dalam  hati anak-anak kita sejak dini dan terus menerus, maka pada akhirnya benih-benih itu akan tumbuh dan berbunga  bahkan menghasilkan buah yang baik dalam bentuk karakter/moral yang baik.

Tanggapan atas isi buku ini
           
            Membina Anak Bermoral adalah menuntun dan membimbing anak-anak kita kepada suatu karakter dan nilai-nilai yang baik  yang berdasarkan kepada firman Tuhan. Menjadi suatu buku yang sangat baik untuk di baca oleh orang tua, pendeta juga untuk seorang konselor  sebagai suatu pembelajaran. Pengalaman dan pengmatan Don otis yang di ungkapkannya dalam buku ini serta gagasan dan saran-saran yang disampaikannya adalah berdasarkan kepada firman Tuhan.
            Orang tua juga perlu belajar bagaimana memahami  keberadaan kepribadian anak lewat pengalaman orang lain seperti yang di tulis dalam buku ini. Sasaran menjadi orang tua yang baik bukanlah untuk mengendalikan anak kita secara berlebihan, tetapi memberikan cukup kendali  untuk mempersiapkan anak-anak kita menghadapi realita dalam dunia sekolah, kerja, pernikahan, dan dalam kehidupan keluarga.
1.      Penulis buku ini memahami keadaan yang terjadi pada zaman ini, yaitu tentang meningkatnya kenakalan remaja / dewasa  dan masalah karakter atau etika yang sangat merosot, sehingga Don Otis  berbagi dengan para pembaca untuk dapat melakukan tindakan-tindakan memenangkan hati, pikiran dan cara hidup anak-anak pada saat ini.
2.      Don Otis membawa par a pembaca kepada banyak cara untuk menangani  para anak-anak yang nakal  dan pada akhirnya mempercayai anak-anak kita kepada Allah yang menangani sisa dari segala jerih payah kita orang tua yang sudah banyak melakukan tindakan untuk menyelamatkan anak-anak kita dari cara hidup yang tidak baik itu.
Pada bab 10 dari bgian buku ini, mengajari para orang tua untuk dapat melakukan seperti cara yang dilakukan Yesus ketika Ia melibatkan diri dengan teman-temaNya . Para orang tua Kristen harus berjuang mengikuti teladanNya dalam hal cara kita berhubungan dengan anak-anak kita . melibatkan diri dalam hal waktu, uang, tenaga, bahkan sakit hati dan rasa frustrasi. 

metodologi PAK


Ujian Tengah Semester  Metodologi PAK Pasca Sarjana UKI
Nama                                       : Ormarita Marpaung
Nim                                          : 1103190013
Tgl/Bln                                      : 24 April 2012
Dosen                                       : Pdt. Juliman Harefa, M.Div., Th,M
_________________________________________________________________________________
  1. 1    Bagaimana saudara melihat perbedaan antara pendidikan sekuler dengan PAK. Berikan pendapat dan solusi saudara tentang metode mengintegrasikan dua system pendidikan tersebut!



Penjelasan:
Pendidikan pada umumnya dipahami sebagai proses yang harus mengandung dimensi (parameter) etis dan moral, yang diabdikan bagi kemanusiaan, kerakyatan, dan peradaban yang bersifat menyeluruh. Pendidikan harus menjadi  sarana pemenuhan keutuhan pribadi manusia. Manusia tidak boleh direduksi menjadi sekedar objek ekonomi atau konsumen belaka.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama. Pendidikan agama berfungsi untuk menumbuhkan sikap dan perilaku manusia berdasarkan iman keagamaan melalui kehidupan sehari-hari, dengan menghormati/ menghargai agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama di masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional dan berlandaskan Pancasila serta UUD 1945.
            Tujuan dari pendidikan secara umum adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab ( UU No. 20 Tahun 2003) tentang pendidikan Nasional. Berbicara mengenai pendidikan,  maka orang sering hanya mengingat dunia persekolahan. Orang lupa bahwa pendidikan menyangkut pemeliharaan/perawatan, pembiasaan, penanaman sikap berdasarkan paham dan nilai. Hal-hal ini  terlaksana juga, bahkan di lingkungan keluarga dan di dalam masyarakat. Memikulkan seluruh tanggung jawab pendidikan ke pundak sekolah sama sekali tidak tepat. Oleh sebab itu UU No. 2/1989 menegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah (Penjelasan Umum butir g).
            Keluarga dan masyarakat (termasuk media massa) harus disadarkan terhadap tanggung jawabnya  di bidang pembentukan sikap. Sangatlah tepat penegasan UU No. 2/1998 pasal 10, ayat (4) yang mengatakan bahwa pendidikan keluarga berkewajiban memberikan keyakinan agama, nilai budaya, dan moral. Sekolah harus lebih memberi tempat pada pembinaan sikap/watak supaya sekolah benar-benar menjadi lembaga pendidikan  dan bukan hanya pengajaran. Oleh karena itu, pembinaan iklim kondusif di sekolah serta usaha menanamkan paham dan nilai melalui pengalaman dan pengamalan harus lebih diupayakan. Sehubungan dengan pembinaan itu, perlu diingatkan bahwa UU No. 2/1998 berani mengubah kata-kata UUD 1945, yaitu “system pengajaran nasional” menjadi system pendidikan nasional. Alasannya? Agar di dalam kegiatan didik-mendidik orang tidak membatasi perhatian pada pengajaran saja, melainkan juga memperhatikan unsure-unsur pendidikan yang berhubungan dengan pertumbuhan kepribadian manusia Indonesia.

Metode mengintegrasikan dua system pendidikan sekuler  dan PAK dapat di lakukan kerjasama antara sekolah dan keluarga bahkan masyarakat seperti di jelaskan di atas. Pendidika agama Kristen merupakan  usaha menumbuh-kembangkan kemampuan dan wawasan peserta didik tentang konsepsi  kerajaan Allah agar mereka memiliki pegangan dalam memasuki dunia nyata. Pendidikan PAK ini lebih banyak di dapat di dalam keluarga selain di sekolah. Peserta didik adalah setiap orang tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan, kedudukan social, dan tingkat kemampuan. Peserta didik dan guru sebagai mitra sejajar di dalam penerapan kasih, kebenaran, dan keadilan, tampil sebagai sosok dengan berbagai cara seperti bertanya, keingintahuan, penjelajahan, dan penyelidikan, berperan aktif bersama guru menimba ilmu pengetahuan yang disajikan. Dengan demikian kemandirian, kemampuan memecahkan masalah, kreativitas, rasa kebersamaan, serta sikap positif lainnya seperti disiplin, menghargai waktu, menghargai pendapat orang, dan untuk selanjutnya dapat tumbuh menjadi manusia tinggi iman, tinggi pengabdian, tinggi disiplin, dan tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi  milik peserta didik.  

  1. 2.      Menurut saudara apa tujuan PAK dalam Alkitab dan metode dan strategi pembelajaran  PAK apa  yang terdapat dalam Alkitab dan menjadi dasar pendidikan PAK masa kini?



Penjelasan:

            Alkitab yang merupakan inti atau pusat dari PAK terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di dalam PL PAK sudah dimulai sejak terpanggilnya  Abraham menjadi nenek moyang umat pilihan Allah. Tuhan telah memilih dan memanggil Abraham untuk melayani kehendakNya guna keselamatan seluruh umat manusia. Bimbingan danmaksud Tuhan itu perlu dijelaskan kepada anak-cucu Abraham. Ishak meneruskan pengajaran yang penting itu kepada Yakub anak Ishak. Demikian juga Yusuf menyimpan pelajaran-pelajaran itu dalam hatinya ke mana saja ia pergi, biar dalam pengasingan sekali pun, sehingga pengetahuan akan janji-janji  Tuhan tetap terpelihara oleh bangsa Israel.
            Ditengah-tengah umat Israel yang sudah di pilih Allah sebagai umatNya, Allah yang menjadi pendidik Agung bagi umatNya. Nabi Musa dipilih oleh Tuhan untuk membebaskan umatNya dari penindasan. Musa mendidik bangsa Israel di padang belantara, yang kemudian dilanjutkan oleh penggantinya Yosua. Masuk ke tanah Kanaan, kita menunjuk kepada zaman para hakim salah satunya Samuel, yang mengajarkan Firman Tuhan dan peraturan-peraturan yang sudah ditetapkanNya agar umat Israel kembali kepada sumber keselamatannya.
            Tiap-tiap keturunan orang Israel menyampaikan pula segala pengajaran dan peraturan yang diterima kepada keturunan berikutnya. Hal ini berlangsung secara terus-menerus. Pendidikan agama dalam memperingati akan peristiwa-peristiwa  besar yang dialami seperti perayaan Paskah diajarkan turun-temurun untuk menceritakan kepada anak-anaknya tentang segala pimpinan dan berkat Tuhan pada masa lampau, supaya menjadi  pelajaran dan penghiburan bagi keturunan-keturunan sampai pada masa kini. Banyak peristiwa dalam PL yang semuanya mengajarkan tentang kuasa dan kasih Tuhan yang menjadi pendidikan agama Kristen sampai masa kini dan untuk selama-lamanya sampai  Tuhan Yesus datang kedua kalinya.
            Demikian juga dalam PB. Apabila kita menyelidiki pendidikan agama Kristen dalam PB, tentu  pertama-tama kita harus mengarahkan pandang kita kepada Tuhan Yesus sendiri yang menjadi Guru Agung  bagi umat Israel. Tuhan Yesus dalam pengajaranNya, siang dan malam Ia bersedia menerangkan jalan keselamatan dan kerajaan  surge kepada siapa saja yang ingin belajar kepadaNya.
            Metode dan strategi dalam pembelajaran PAK yang terdapat dalam Alkitab yang dapat kita gunakan adalah metode seperti yang digunakan oleh Tuhan Yesus sendiri. Ada kalanya Tuhan Yesus bercerita, sering juga Ia memakai perumpamaan, serta mengemukakan pertanyaan-pertanyaan. Kadang-kadang Ia melakukan percakapan biasa yang berkembang menjadi  pengajaran yang indah. Ia juga memeluk anak-anak dan memberkati mereka, Ia juga membasuh kaki murid-muridNya untuk mengajarkan mereka rendah hati.
            Tuhan Yesus mengajar di mana saja; di atas bukit, di dalam perahu, di sisi orang sakit, di tepi sumur, di rumah yang sederhana, di rumah orang kaya bahkan sampai di kayu salib, yang mengajari kita kesetiaan mengikut Allah sampai mati. Setiap orang yang datang kepadaNya di kenalNya, dan Dia memahami masalah-masalah yang digumuli orang tersebut.
            Metode dan cara yang dilakukan Tuhan Yesus sangat baik untuk kita contoh, tetapi pengajaran Tuhan Yesus tidak senantiasa mencapai tujuannya karena banyak juga orang-orang tidak percaya kepadaNya bahwa Dia Juruselamat. Tetapi jika ini terjadi , bukanlah metode Tuhan Yesus yang salah, karena sering kali manusia mengeraskan hati nya dan tidak mau mengerti dan menyambut pengajaran itu, manusia diberi kehendak bebas oleh Tuhan. Jadi metode yang baik tidak menjamin  hasil yang baik pula secara otomatis. Roh Tuhanlah yang melahirkan iman percaya .  Jangan hendaknya kita menyangka bahwa metode-metode kita yang mengerjakan keselamatan atau menimbulkan percaya seseorang, tetapi kita membutuhkan metode untuk mengajar.


  1. 3.      Menurut saudara metode penelitian jenis apa yang tepat untuk PAK , kualitatif atau kuantitatif atau kombinasi keduanya, jelaskan maksud dari jenis  penelitian tersebut.



Penjelasan:
Metode penelitian yang tepat untuk PAK  adalah metode kualitatif. Dalam metode kualitatif  data dikumpulkan melalui pengamatan dan pemeriksaan dokumen dan wawancara. Penelitian kualitatif erat hubungannya dengan pengumpulan data serupa data deskriptif, data deskriptif ini harus dianalisis agar dapat diartikan. Demikian halnya dalam PAK, untuk mengajarkan firman Tuhan lebih dulu kita menganalisis ayat firman yaitu dari data sejarah bangsa Israel berdasarkan konteks. Demikian halnya dalam penafsiran  Alkitab, didasarkan pada isi hatinya Tuhan kepada manusia, kemudian manusia menuliskannya dengan gaya bahasa yang berbeda-beda, gaya penulisan ang berbeda yang semuanya berdasarkan pada penelitian sejarah yang ada. Rancangan metode kualitatif hanya menyajikan rencana jawaban atas setiap pertanyaan penelitian karena tidak ada uji hipotesis.   
Metode kualitatif adalah pendekatan analisa mendalam dengan penalaran induktif ( dari khusus ke umum) yang menggunakan teknik analisis  untuk memahami suatu masalah secara subjektif. Tujuannya adalah untuk menghasilkan teori  baru yang berlaku umum . sedangkan metode kuantitatif adalah penalaran dari umum ke khusus  dan dari  khusus ke umum ( deduksi – induksi ). Pendekatan kuantitatif menjabarkan masalah ke dalam komponen-komponen indicator dari setiap variabel yang dinyatakan dengan symbol-simbol  yang dapat diukur secara matematis dan statistil. Penelitian kuantitatif dimulai dari pemahaman akan teori-teori umum (deduksi), kemudian teori-teori  ini menghasilkan konsep-konsep khusus sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis  yang perlu di uji dan dibuktikan keabsahannya dengan menggunakan sampel-sampel untuk menghasilkan konklusi yang dapat diukur dan dibuktikan  secara statistic. Sulit menggunakan metode kuantitatif dalam meneliti keabsahan firman Tuhan dengan metode kuantitatif secara statistik.

  1. 4.      Metode pembelajaran apa yang akan saudara terapkan apabila nara didik tidak fokus dalam menerima pengajaran saudara, kendatipun saudara telah berusaha mengajar dengan metode yang variatif, apa langkah-langkah yang akan saudara lakukan?



Penjelasan:
Metode yang  dilakukan Tuhan yesus sangat baik dan menarik untuk dicontoh dan diterapkan, seperti  bercerita, berkhotbah, memberi pertanyaan, memberi perumpamaan, kadang-kadang Ia juga melakukan percakapan biasa  yang berkembang menjadi pengajaran. Dalam PAK metode adalah suatu pelayanan, suatu pekerjaan yang aktif , yang kita lakukan bagi Tuhan dan sesama manusia. Tidak ada satu metode yang seratus persen baik. Metode yang efektif sekalipun tetap saja masih ada kekurangannya juga. Tetapi saya akui dan saya percaya jika kita benar-benar melakukan dengan sungguh-sungguh seperti yang dilakukan oleh Yesus dengan metode-metode yang dipakaiNya, saya yakin sebagai seorang pengajar PAK yang menguasai materi pengajaran kita, memiliki perencanaan, strategi yang baik, dan yang paling penting memohon  hikmat penyertaan  Roh Tuhan dalam pengajaran kita maka besar kemungkinan proses belajar dengan metode yang efektif akan menyenangkan dan mencapai tujuan. Tuhan Yesus bukan saja mengajar dengan kata-kata tetapi dengan seluruh hidupNya dan sangat rendah hati di hadapan semua orang dalam melakukan pengajaran.              
            Jadi jelaslah bahwa ada batas-batas pada metode-metode yang digunakan dalam proses pendidikan PAK. Batas-batas itu ditetapkan oleh sifat iman kita dan oleh tuntutan-tuntutan kerajaan rohani yang kita layani. Pelbagai cara dan upaya yang modern  menonjolkan diri, yang asyik dipakai orang dalam lapangan hidup yang lain, tetapi wajiblah kita memeriksa dan mengujinya dengan seksama. Jangan hendaknya kita tergoda untuk mengejar pujian orang atau menjadi  popular diantara yang lain dengan memakai cara-cara yang sebenarnya tidak berpadanan dengan kesucian Injil. Tak usah kita bersifat kolot, sehingga menjemukan jiwa orang didikan kita, tetapi jangan pula kita menempuh jalan yang tidak selaras dengan derajat tugas kita, yaitu menyampaikan firman Tuhan yang suci kepada sesame manusia.

  1. 5.      Menurut saudara metode mengajar  apa yang paling tepat untuk PAK  masa kini sementara dunia ini sangat maju pesat dibidang teknologi  IT. Apa manfaat  IT tersebut bagi PAK?



Penjelasan:
Pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tugas guru  sehari-hari. Tugas ini bertitik tolak pada asumsi bahwa iptek  itu tidak bebas nilai  dan pada pihak lain kebenarannya bersifat sementara. Iptek tidak bebas nilai yang berarti bahwa  setiap orang selalu tergantung pada anggapan atau pendapat tertentu. Pendapat tertentu itu dalam PAK adalah  Allah yang kita kenal dalam nama Yesus sebagai Juruselamat. Oleh karena itu guru harus mengelola iptek  atau IT dalam hubungannya dengan iman Kristen. IT dilihat sebagai   sarana atau wahana yang perlu di kembangkan  untuk mengolah, memelihara dan melestarikan alam semesta ciptaan Allah  bagi kemuliaanNya. Untuk maksud ini dibutuhkan percakapan antara guru/pendidik dan teolog sebelum menjabarkan materi pengajaran yang akan disampaikan.
Proses belajar mengajar berpusat pada peserta didik , dan karena itu peserta didik bukan hanya dilihat sebagai objek melainkan sebagai subjek yang mempunyai potensi berkembang  dan pada pihak lain sebagai manusia ciptaan Allah yang memiliki martabat, hak dan keinginan-keinginan tertentu. Karenanya proses belajar mengajar diwujudkan dengan menghargai martabat  peserta didik sebagai mahluk ciptaan Allah yang setara dengan guru. Mengajar dengan upaya menciptakan system lingkungan yang membelajarkan peserta didik, maka system lingkungan belajar diwarnai dengan nilai-nilai kasih, kebenaran dan keadilan berdasarkan iman Kristen. Nilai-nilai tersebut tidak dapat diajarkan , tetapi harus dipancarkan melalui perilaku guru sehingga dapat ditangkap oleh peserta didik. Sebagai subjek maka setiap peserta didik diberi perhatian sesuai dengan tingkat perkembangan berpikirnya sehingga mereka dapat mengembangkan diri secara optimal. Guru harus menciptakan suatu strategi belajar yang di dalamnya peserta didik dapat menghayati nilai-nilai kebenaran dan keadilan kristiani.
Strategi kegiatan belajar mengajar aktif akan sangat menunjang pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi iman, tinggi pengabdian, tinggi disiplin, dan tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi.